Di acara itu, Deddy tampil dengan berkursi roda, dia menjelaskan sementara ini tidak dapat berjalan karena cedera HNP (Herniated Nucleus Pulposus) kambuh. Dia bilang beberapa tahun yang lalu pernah tabrakan sehingga robek di tubuh bagian belakang bawah, kemudian sudah dirawat dan sembuh. Beberapa hari yang lalu pada saat olahraga di gym terjadi sakit luar biasa pada bagian belakang sehingga dia pingsan. Kemungkinan HNP sudah terjadi pada kejadian tabrakan bbrp tahun yg lalu itu, kemudian sembuh, dan sekarang kambuh lagi akibat olahraga angkat berat di gym.
Apakah itu HNP, dapat dilihat di google, banyak referensi dan penjelasan mengenai hal itu. Tapi di sini saya ingin memberikan sharing pengalaman pribadi sebagai seseorang yg pernah mengalami sendiri cedera HNP.
Penyebab HNP.
Kecelakaan, misalnya terjatuh dari sepeda motor atau lainnya, tertabrak, angkat barang terlalu berat. Lebih sering terjadi pada orang kurus (contohnya Deddy, juga saya).
Gejala HNP.
Sakit pada pinggang bawah bagian belakang. Sebelum menyadari terkena HNP, orang bisa menduga-duga apakah itu encok, rematik, keseleo, sakit ginjal, dsb. Dokter spesialis syaraf mentest pasiennya dengan menyuruh pasien membungkuk serendah mungkin sambil kaki tetap tegak. Jika belum jauh membungkuk sudah terasa nyeri di tulang belakang, kemungkinan besar telah terkena HNP. Lantas untuk memastikan, pasien perlu difoto, kalau bisa (kalau sanggup membayar) dengan alat MRI (magnetic resonance imaging) scanner.
Apa sebenarnya yang terjadi pada HNP ini: bantalan di antara dua ruas tulang belakang melejit keluar dari tempatnya, akibatnya timbul rasa nyeri. Katanya nyeri ini karena urat-urat saraf di dekat situ tertekan, mungkin oleh bantalan yg keluar itu, atau oleh ruas tulang yang bantalannya keluar jalur.
Pemeriksaan yang saya jalani: dimasukkan ke dalam alat yang istilahnya MRI scanner. Dari hasil scan itu terlihat jelas bukan hanya seperti hasil rontgen tapi lebih dari itu bisa dilihat penampang tulang kita dari berbagai sudut.
Terapi yang saya jalani, atas petunjuk dokter syaraf dan dokter fisioterapi:
- Fisioterapi di RSCM, termasuk ditarik/diregangkan antara badan bagian atas dan bagian bawah, dengan bantuan alat.
- Pemanasan, kalo ga salah dengan alat infra merah atau semacam itu.
- Memakai semacam korset untuk menyangga pinggang.
Tambahan terapi yang saya jalankan atas inisiatif saya sendiri:
- Pemijatan oleh sinshe yang ahli pijat, setelah melihat foto hasil MRI. Di tempat pijat saya juga ditarik dengan bantuan seorang rekan yg memegangi badan saya.
- Akupunktur oleh ahlinya, untuk mengembalikan kesehatan syaraf2 di sekitar organ yg cedera.
Tindakan pemeliharaan kesehatan selanjutnya adalah:
- Jangan angkat yang berat-berat.
- Tidurlah di kasur yang keras, jangan di kasur yg lembek karena perlu untuk menyangga tulang belakang. Hal ini sangat terasa sekali, misalnya kalau saya tidur di kasur yg lembek, ketika bangun tidur badan terasa tidak nyaman, malah pegal.
- Jangan olahraga yang keras hard impact, yang loncat-loncat, yang banyak benturan-benturan seperti naik sepeda ke gunung, tapi pilih yang low impact. misalnya jalan kaki, waitankung, renang. Kalau sudah lama tidak olahraga renang, akan terasa pegal-pegal bahkan seperti encok sehingga kalau melangkah mesti pelan2. Setelah berenang, sendi2 terasa lentur kembali.
- Olahraga renang is the best therapy (IMHO in my humble opinion).